Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyampaikan pendapatnya mengenai naturalisasi. Menurutnya, tidak akan ada banyak naturalisasi untuk atlet senior.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki divisi khusus yang fokus pada atlet diaspora atau keturunan Indonesia. Hingga saat ini, sudah terdata 600 atlet untuk 14 cabang olahraga (cabor).

Meski begitu, Dito menegaskan bahwa upaya mencari atlet diaspora tidak bertujuan untuk menghentikan pembinaan lokal. Kemenpora juga berusaha menemukan atlet yang masih berusia muda.

“Jadi prinsipnya secara umum, komitmen kami bukanlah untuk menghentikan pembinaan lokal. Itu sama sekali tidak benar. Sebaliknya, kami ingin mengidentifikasi dan mengumpulkan individu yang memiliki potensi dari kalangan diaspora ini,” jelas Dito di Kantor Kemenpora, Jakarta, pada Kamis (21/12).

Dalam diskusi terkait naturalisasi, Menpora Dito Ariotedjo menekankan bahwa fokus Kemenpora adalah untuk benar-benar mencari atlet muda yang memiliki keturunan langsung dan memiliki keterkaitan erat dengan Indonesia. “Fokus kami adalah mencari atlet di usia muda, bukan atlet senior,” tambahnya.

Dito menjelaskan bahwa Kemenpora berkomitmen memberikan hak yang setara kepada atlet diaspora untuk mewakili Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa naturalisasi atlet senior akan dibatasi sebanyak mungkin.

Selain itu, Dito hanya berencana untuk menaturalisasi atlet yang memiliki darah Indonesia dari orang tua atau kakek nenek, bukan melalui naturalisasi murni. “Komitmen saya selama saya di sini adalah tidak ingin melakukan naturalisasi yang benar-benar asing. Kami hanya ingin menangani mereka yang memiliki darah setengah Indonesia, keturunan pertama dan kedua, itulah yang menjadi fokus, yang harus kami proses,” kata Dito.

Baru-baru ini, DPR menyetujui naturalisasi Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-Oen untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. PSSI juga akan memproses naturalisasi Tom Haye dan Marteen Paes.

Menurut Dito, naturalisasi tidak hanya terbatas pada cabang olahraga sepak bola. Kemenpora juga ingin mempercepat pembentukan basis data diaspora untuk cabang olahraga lain seperti renang dan atletik. Hal ini dilakukan karena nomor-nomor di cabang olahraga tersebut merupakan yang paling banyak di setiap event besar seperti Asian Games atau Olimpiade.

“Dari cabang renang dan atletik, itulah nomor-nomor terbanyak di setiap event, terutama Asian Games dan Olimpiade. Di situlah kita dapat meningkatkan peringkat kita dengan cepat jika kita memiliki atlet yang dapat bersaing dengan negara-negara yang memiliki potensi fisik lebih besar,” tambahnya.

Sumber : https://kumparan.com/kumparansport/menpora-ogah-jor-joran-naturalisasi-atlet-tak-mau-matikan-pembinaan-21oVgiv9ZZr

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *